Para penganut agama Kristen atau Katholik tidak perlu marah atau emosi jika dibilang kafir. Kafirnya orang nasrani (katholik atau kristen) sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, karena secara tegas Allah SWT telah menetapkannya di dalam kitab suci Al-Quran. Karena kafirnya orang nasrani telah ditegaskan oleh Sang Maha Pencipta, maka tidak ada opini lain kecuali memang mereka benar-benar kafir. Apa alasannya sehingga orang nasrani tetap dicap sebagai orang kafir meskipun telah berbuat baik kepada sesama manusia?
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam.’ Katakanlah (Muhammad), ‘Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?’ Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah [5]: 17)
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam’, padahal Al Masih berkata, ‘Hai Bani Israil, sembahlah Allah Allah SWT ku dan Allah SWT mu.’ Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah [5]: 72)
Nabi Isa A.S. sendiri tidak pernah mengajarkan siapa pun untuk menjadikan dirinya sebagai Allah SWT. Hal itu telah dijelaskan di dalam Al-Quran Al-Kariem.
“Dan ketika Allah berfirman, ‘Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Allah SWT selain Allah?’ ‘Isa menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS Al-Maidah [5]: 116)
Kafirnya nasrani bukan saja karena mereka mengatakan bahwa Nabi Isa adalah Allah SWT, melainkan mereka sudah keterlaluan ketika mengadopsi konsep trinitas dari agama paganis Eropa ke dalam agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa AS. Padahal 2.000-an tahun yang lalu ketika nabi Isa AS mengajarkan agama yang dibawanya, sama sekali tidak dikenal konsep trinitas. Sebab agama yang dibawa beliau adalah agama tauhid yang memastikan bahwa tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah SWT saja. Allah SWT tidak beranak dan tidak diperanak. Namun, para pendeta dan pemuka agama telah merusak kesucian agama nabi Isa AS dengan memasukkan paham keberhalaan Eropa kuno. Maka wajarlah bila di dalam Al-Quran Al-Kariem Allah SWT memvonis pengikut agama Kristen yang rusak sebagai orang-orang kafir.
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, ‘Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga’, padahal sekali-kali tidak ada Allah SWT selain dari Allah SWT Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al-Maidah [5]: 73)
Bagaimana dengan orang-orang kafir yang berakhlak mulia?
Banyak orang kafir yang berakhlak baik, seperti jujur, tidak korupsi, tidak berzina, berbuat baik dengan tetangga, senang menyantuni fakir miskin dan anak yatim, serta perbuatan baik lainnya. Namun, akhlak baik itu tidak cukup untuk menghapuskan status dia dari kategori orang kafir jika mereka tetap ingkar kepada Allah SWT atau ingkar kepada rasul-rasul-Nya termasuk Nabi Muhammad SAW dan ajarannya. Meskipun orang-orang kafir itu berakhlak mulia selama hidupnya, mereka tetap akan masuk neraka karena kekafirannya.
“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka agamanya tidak akan diterima Allah SWT, dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi.” (QS. Ali Imran [3]: 85)
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-A'raaf [7]: 36)
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir.” (QS. Faathir [35]: 36)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa’ [4]: 48)
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisaa’ [4]: 116).
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah akan mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya ialah neraka, tiadalah ada bagi orang-orang yang dholim itu seorang penolong pun”. (QS. Al-Maidah [5]: 72 ).
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am [6]: 88)
“Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu.” (QS. Az-Zumar [39]: 65)
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata pada anaknya saat ia memberi pelajaran padanya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan-Nya adalah kezhaliman yang besar’.” (QS. Luqman [31]: 13)
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 6)